Menggapai cita-cita dalam hidup amatlah penting. Itulah hal yang dilakukan musisi muda berbakat, Muhammad Tulus atau yang populer dengan nama TULUS. Jerih payah serta kerja keras untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang musisi bukan hal mudah. Banyak hal yang ia lakukan sebelum namanya dikenal seperti saat ini di industri musik tanah air.
Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, 20 Agustus 1987 silam ini menjalani susah payah bahkan jatuh bangun dalam menggapai mimpi menjadi seorang musisi. Belum lagi, di tengah menggapai impian tersebut, ia harus tertahan dengan pendidikan yang wajib diselesaikan terlebih dahulu.
Demi impian menjadi musisi, TULUS tak melupakan nasihat orangtua. Ia tak mengesampingkan pendidikan dengan menjalani studi di bidang arsitektue di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Di sela-sela menjalani pendidikan, TULUS turut meresapi niatnya lewat mencipta lirik-lirik lagu. Pun demikian, pendidikan menjadi seorang arsitek tetap dijalani dengan penuh semangat. Ia sangat meyakini, pilihan musik yang memang disukai juga tetap harus diiringi pendidikan yang kuat.
“Kan memang suka musik sudah lama, dan memang studi yang saya ambil adalah arsitek. Keluarga saya bilang, kalau mau fokus karier musik, pendidikannya selesaikan dulu. Alhamdulilah, saya juga suka dengan dunia arsitektur, setelah lulus baru kemudian saya kejar mimpi saya dalam bermusik,” ungkap TULUS.
Secara ekslusif, di perayaan Ulang Tahun Bintang.com yang pertama, TULUS bersedia menceritakan kisah perjalanannya dalam bermusik hingga saat ini. Seperti apa kisah perjalanan musik TULUS mulai dari nol? Alasan TULUS terjun ke dunia musik di tengah studinya? Lalu tantangan apa yang ia hadapi demi menggapai impian bermusik?
Karier Musik Hingga Nilai Penting Pendidikan
Bisa diceritakan bagaimana perjalanan musik TULUS?
Saya seorang musisi independen, saya membangun label sendiri dan punya kenalan distributor musik Demajors dan saya memulai perjalanan karier musik profesional saya semenjak tahun 2011, pelan-pelan merangkak hingga saat ini.
Pendidikan dan musik berjalan beriringan dalam hidup TULUS?
Ya, saya belajar menulis lagu pertama kali saat masih kuliah. Di tengah-tengah saya membuat lagu, setelah kuliah kelar baru fokus membuat demo dari lagu-lagu yang saya buat itu.
Tantangan terberat saat merintis karier musik TULUS?
Tantangan terberat, sejauh ini karena saya mengawali sebagai musisi independen dan menyelesaikan studi saya, ya itu tantangan saya. Menjalani impian saya dalam bermusik dan satu sisi harus menyelesaikan studi kuliah saya. Di awal-awal, banyak nggak tahunya.
Siapa yang paling berpengaruh dalam karier musik TULUS?
Kalau pengaruh besar tentu banyak. Karena banyak musik yang saya dengarkan. Tapi, kalau ditanya pengaruh besar dalam musik saya sejauh ini Ari Renaldi, produser saya. Dia sahabat, kakak, mengajarkan banyak hal kepada saya dan banyak ilmu yang saya dapatkan dari dia untuk membangun aransemen musik yang saya tulis. Karena saya sadar, saya tidak cukup memiliki kapabilitas mengaransemen musik.
Siapa musisi yang paling TULUS suka?
Kalau musisi lokal, saya punya pengalaman hebat saat masih duduk di Sekolah Mengengah Pertama (SMP), saya nonton konser musik dari musisi bernama Chrisye. Dan itu diadakan di Padang, Sumatera Barat. Saya melihat sosok yang begitu hal yang disukai di atas panggung dan membuat orang senang. Saya melihat beliau menjadi terinspirasi untuk bisa menjadi seperti beliau (Chrisye).
Apa arti kesuksesan di mata TULUS?
Kalau dibilang sukses, saya sangat bersyukur. Tapi, menurut saya, saya masih banyak PR yang harus saya kerjakan, perbaiki ke depannya. Sejauh ini kerja keras, disiplin, percaya diri dan kemauan keras mengantarkan saya sampai saat ini.
Apakah obsesi yang belum terealisasi hingga sekarang?
Kalau obsesi, sejujurnya saya bukan tipikal orang yang memiliki obsesi. Saya lebih kepada ingin cepat menyelesaikan karya-karya selanjutnya aja.
Pandangan TULUS Soal Perkembangan Media
Selain itu, TULUS juga berbagi pendangannya mengenai perkembangan media yang diakui sebagai penggerak penting dalam kariernya. Ia juga mengungkapkan harapan untuk media dan karya bermusik ke depannya.
Bagaimana pandangan TULUS tentang perkembangan media saat ini?
Media itu kan kalau buat saya benar-benar salah satu penggerak penting dalam karier. Dan kehadiran media, buat perjalanan senin apapun itu sangat penting. Apalagi, media sekarang kan sudah berkembang, banyak konten, sekarang praktis dengan internet, info mudah didapatkan.
Apakah harapan TULUS untuk media ke depannya?
Untuk seluruh media, terutama Bintang.com yang tengah berulang tahun, mudah-mudahan media bisa selalu menjadi baris terdepan sebagai pendukung perkembangan dunia seni dan hiburan. Beritanya mendidik, menghibur dan mendukung semua orang-orang kreatif.
Apa harapan TULUS di musik?
Harapan musikus, semoga konsisten berkarya dan berenergi. Kalau musik secara keseluruhan, semakin berkembang dan semakin banyak musisi yang berani berkarya. Pemerintah juga memberikan perhatiannya.
Apa arti Go International di mata TULUS?
Buat saya, zaman sekarang sudah bias dengan adanya internet. Karya kita bisa dipublikasikan ke seluruh dunia. Tolak ukur go international yang memanfaatkan internet sudah go international, tapi ingat materi yang diperkenalkan harus bisa dikonsumsi untuk seluruh dunia.
Kegigihan bermusik sanggup TULUS wujudkan tanpa melupakan pentingnya pendidikan. berhasil menyelesaikan studi hingga merintis karier dengan membangun label sendiri nyatanya menjadi buah manis dari usaha keras dirinya selama ini. Media pun diakui sebagai salah satu penggerak penting dalam karier maupun perjalanan seni.
Sumber : Bintang.com/tag/18-bintang