Konser Monokrom Tulus berhasil membuat penantian para penggemarnya berakhir dengan suka cita. Konser yang berlangsung pada 6 Februari 2019 malam di Istora Senayan, Jakarta berlangsung meriah, intim, dan emosional.
Konser tunggal TULUS berlangsung dengan apik. Selain merangkum tiga album dalam 2 jam pertunjukan, TULUS juga memberi sentuhan terhadap panggung, karena ia bertindak sebagai arsitek tata panggung yang bisa ‘menjangkau’ penonton.
Konsep panggung yang tidak biasa ini membuat para penggemar TULUS benar-benar dimanjakan. Runway yang terkoneksi antar satu spot dengan sisi lainnya membuat TULUS bisa berinteraksi dengan lebih mudah kepada para pendengarnya.
Dihadiri kurang lebih 5000 penonton di Istora Senayan, TULUS memberi pemanasan dengan lagu ‘Baru’ dari album kedua, Gajah. Aransemen musik yang diproduseri oleh Ari Renaldi terasa megah dengan hadirnya strings ensemble dari Alvin Witarsa, dukungan 4 backing vocal serta band pengiring yang terlihat sangat menikmati jalannya pertunjukan yang dimulai sekitar pukul 20.30 WIB tersebut.
“Apa kabar teman-teman? Kalo kalian bisa lihat jantung saya berdebar kencang. Saya nervous banget, tapi teman-teman bantu saya ya biar saya nggak nervous,” kata TULUS yang tampil dengan kostum serba hitam yang dipromotori Anas Syahrul Alimi dari Rajawali Indonesia itu.
Lagu Andalan
Lagu-lagu andalan pun dibawakan TULUS dalam kesempatan tersebut. “Gajah”, “Sewindu”, “Tuan Nona Kesepian”, “Ruang Sendiri” hingga “Labirin” yang dirilis September tahun lalu sukses membuat ribuan orang kompak menyanyikan liriknya. Suasana terasa intim meski konser dibuat dengan skala besar berkat layout panggung yang brilian dari TULUS dan tim.
Namun ada satu lagu di mana TULUS meminta penonton untuk tidak bernyanyi. “Saya tahu nggak enak banget jadi teman-teman, ketika tahu lagunya, tahu lirik dan ceritanya tapi nggak bisa nyanyi bareng-bareng. Bisa?” tanya TULUS sebelum melantunkan “Langit Abu-Abu” yang penuh haru.
Di tengah show TULUS menghadirkan flashback lagu-lagu favorit yang ia dengarkan semasa kecil. Medley lagu-lagu Minang pun terlantun malam tadi dengan aransemen yang memanjakan telinga. Sedikit banyak lagu-lagu tersebut lah yang menumbuhkan kecintaan pria asal Bukittinggi ini terhadap musik.
Akhir Konser
Memasuki bagian akhir konser TULUS mengundang Rino Renaldi, salah satu sahabat TULUS yang memiliki kekurangan, tapi justru jadi kelebihan. Mereka berkolaborasi membawakan lagu “Sepatu” yang liriknya masih segar dalam ingatan penggemar. Suasana puncak dari pertunjukan makin terasa, terutama ketika intro “Manusia Kuat”, sayup-sayup terdengar.
Di lagu ini seluruh musisi dan choir memenuhi panggung dan bernyanyi bersama penonton. TULUS pun nampak begitu terlihat ceria. Lagu ini dibawakan dengan sangat megah dan emosional. TULUS tak bisa menutupi rasa harunya dan sempat menyeka air di sela-sela matanya. Konser ditutup dengan gemerlap lampu dan nyanyian dari seluruh penonton yang hadir malam tadi.
**Artikel ini ditayangkan di Fimela.com pada 7 Februari 2019 pukul 10.08 WIB dengan judul “Masif nan Intim, Tulus Berbagi Kebahagiaan di Konser Monokrom Jakarta”, yang dapat disimak lewat tautan : https://www.fimela.com/news-entertainment/read/3889167/masif-nan-intim-tulus-berbagi-kebahagiaan-di-konser-monokrom-jakarta