Hari Gajah Internasional, Jumat (12/8) kemarin, tak hanya mengingatkan TULUS pada lagu dan albumnya yang juga berjudul Gajah. TULUS terkenang pengalaman pribadinya dengan seekor gajah bernama Yongki. Kenangan itu mencuatkan kesedihan.
Yongki tinggal di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Dua tahun lalu, TULUS datang ke lokasi itu untuk pembuatan videoklip lagu “Gajah”, dengan Yongki sebagai salah satu bintangnya.
Secara tak langsung, Yongki berkontribusi pada cerahnya karier TULUS, mengingat lagu dan album Gajah membuat pemiliki nama lengkap Muhammad Tulus itu menerima tiga penghargaan pada Anugerah Musik Indonesia 2015. Total, TULUS memboyong enam penghargaan.
“Itu mungkin mimpi semua musikus di Indonesia. Mestinya saya senang, tetapi justru marah dan sedih,” ujar pria kelahiran Bukittinggi ini. Sebab, dalam bulan yang sama dengan penganugerahan tersebut, Yongki ditemukan tewas dan tak bergading lagi.
Tergerak oleh kematian gajah pertama yang ditunggangi TULUS dalam hidupnya itu dia mengampanyekan gerakan #JanganBunuhGajah. Tujuannya, agar mereka yang bukan profesional dalam pelestarian gajah juga mau berkontribusi mencegah punahnya hewan berbelalai itu.
TULUS pun menjual produk bertema gajah, seperti kaus, tas belanja, tumbler, serta cangkir keramik, dan memajangnya secara dari di situstulus.com/toko. Membeli produk itu menjadi salah satu cara publik terlibat.
“Seratus persen keuntungan (penjualan tersebut) diserahkan kepada WWF Indonesia untuk pengadaan kalung GPS guna melacak pergerakan gajah,” kata TULUS.
*Sumber : Harian Kompas edisi Sabtu, 13 Agustus 2016.