Musisi yang nggak cuma konsisten berkarya, tapi juga berupaya ‘meracuni’ para fansnya dengan hal positif.

Dari semua penyanyi cowok yang masuk nominasi HAI Readers’ poll Music Award, kayaknya emang Tulus udah paling jago buat ‘nyuri’ vote dari kamu semua. Nggak heran kalau di tahun 2015 ini, Tulus kembali berhasil bawa pulang piala penghargaan dari HAI untuk yang kedua kalinya. Wih!

Ngomongin kehidupan musik Tulus di tahun 2015, ternyata ada banyak banget hal berkesan yang pantas buat disyukuri sama cowok bernama lengkap Muhammad Tulus. Selain dari HAI, Tulus juga berhasil menyabet lima penghargaan sekaligus di ajang Anugerah Musik Indonesia. Masih di tahun ini, Tulus juga berhasil merilis single berbahasa Jepangnya berjudul Kutsu, yang merupakan terjemahan lagu sebelumnya berjudul Sepatu.

Meski Tulus bilang kalau dia seneng banget sama pencapaiannya tahun ini, termasuk juga kali keduanya mendapat piala dari HAI, tapi kayaknya dukungan kamu ke Tulus masih belum lengkap, sob. Pasalnya, penyanyi pemilik dua album ini ternyata juga sedang menginisiasi sebuah movement yang butuh banget dukungan dari banyak pihak.

Yap! Selain terampil menulis lirik bagus dan menguasai penggung di setiap penampilan, Tulus ini ternyata punya concern lebih sama kelangsungan hidup binatang gajah. Hal ini membuat Tulus, bersama dengan WWF Indonesia akhirnya bikin sebuah gerakan lain di luar aktivitas bermusiknya. Salut!

“Saya sekarang lagi support kampanye perlindungan Gajah Sumatera. Jadi kita bikin gerakan, namanya Jangan Bunuh Gajah. Sekarang sudah dalam persiapan dan sudah berjalan juga,” jelas pelantun lagu Jangan Cintai Aku Apa Adanya ini.

Anyway, ada yang pernah mendengar kabar tentang seekor gajah yang dibunuh di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, dan ditemukan tanpa gading? Nah, gajah yang dimaksud dalam berita tersebut ternyata adalah gajah yang sama dengan yang muncul di video musik Gajah milik Tulus, bro!

“Waktu proses pembuatan klip itu, ada salah satu gajah yang namanya Yongki yang pernah membantu saya. Dia adalah gajah yang bersama-sama saya membuat klip dan juga gajah yang membukakan jalan kita bisa mengkses situs-situs yang belum didatangi manusia sebelumnya. Waktu dengat berita Yongki terbunuh, hati saya hancur,” kenang cowok yang emang punya kepedulian tinggi sama bidang lingkungan ini.

“Kita mau membangun kesadaran masyarakat kalau gajah itu adalah bagian penting dari ekosistem. Mungkin nggak langsung pengaruhnya, tapi peran gajah itu sangat penting,” jelas pria yang sering berbagi panggung dengan Raisa ini.

Ia juga melanjutkan, gol kedua yang dituju dari gerakan Jangan Bunuh Gajah ini adalah pengadaan sensor atau alat pendeteksi lokasi yang bakal dipasang di tubuh gajah. Jadi kita bisa tau keberasaan gajah-gajah tersebut dan bisa mencegah kejadian-kejadian serupa yang nggak diharapkan.

Jangan Bunuh Gajah bukan satu-satunya gerakan yang digeluti oleh Tulus. Pria yang pernah mengadakan kegiatan Teman Tulus Ikut PILPRES di tahun 2014 ini nyatanya juga mulai aktif membantu gerakan Indonesia Mengajar. Ia punya misi buat mengajak sebanyak-banyaknya Teman Tulus (sebutan untuk fans Tulus-RED) buat ikutan jadi tenaga pengajar di Indonesia Mengajar.

“Dulu, kan, orang nggak ada yang tau saya. Sekarang, orang mengenal saya lewat karya-karya saya. Mereka mendengarkan karya saya. Nah, saya harap. Mereka juga masih punya ruang untuk mendengarkan hal-hal lain dari saya yang tentunya positif,” ungkap cowok yang pernah mengadakan konser tunggal di tiga kota sekaligus, yakni Bandung, Jakarta dan Yogyakarta.

Well, dua gerakan yang digeluti Tulus ini pada akhirnya tentu jadi warna baru buat kehidupannya di 2016 nanti. Selain pastinya, ada persiapan album ketiga juga. Wah, good luck, Tulus!