Penyanyi TULUS akhirnya menggelar konser tunggal kembali di Kota Kembang. Dipromotori oleh Mega Production, konser yang bertitel Konser Monokrom ini digelar pada Selasa (20/11/2018) di Sasana Budaya Ganesha Bandung.
TULUS membawakan repertoar dari ketiga album yang telah dilahirkannya. Pukul 20.00 WIB, ia pun membuka panggung dengan menyanyikan lagu ‘Baru’ yang kedatangannya langsung disambut histeris oleh para Teman Tulus yang sudah menunggunya sedari sore.
Setelah menggeber penampilannya dengan nomor ‘Gajah’ dan ‘Jatuh Cinta’ ia kemudian menyapa penonton yang memenuhi tiap sudut venue. “Halo. Selamat malam, Bandung. Akhirnya saya bisa menyelenggarakan konser lagi di Bandung setelah sekian lama. Saya ingin malam ini seperti bermain di rumah. Jadi, santai aja ya sambil duduk-duduk juga boleh,” ujarnya panjang lebar.
Ia melanjutkan bahwa Konser Monokrom menjadi sebuah konser sekaligus wujud rasa terima kasih TULUS bagi para penggemar setianya yang selalu mendukung dia sampai saat ini. “Semoga satu per satu rasa terima kasih saya bisa dirasakan oleh kalian semua malam ini, lewat lagu-lagu yang saya bawakan,” ujar TULUS.
TULUS kemudian meneruskan penampilannya dengan ‘Ruang Sendiri’, ‘Tukar Jiwa’, ‘Cahaya’, ‘Teman Pesta’, hingga ‘Kisah Sebentar’. Saat membawakan nomor ‘Labirin’, Tulus lalu memanggil sahabatnya Petra Sihombing yang ada di bangku penonton VIP untuk bermain gitar sembari menemaninya bernyanyi.
“Saya yakin sekali kalian semua yang ada di sini benar-benar penggemar saya, karena hafal seluruh lagu yang dibawakan sedari tadi,” lemparnya pada penonton. Sebelum menyanyikan lagu ‘Monokrom’, penyanyi berusia 31 tahun ini bercerita bahwa ketika ia menulis lagu ini banyak sekali nama-nama yang terpikirkan, baik dari keluarga, teman, rekan kerja, sampai para penggemarnya. TULUS pun membawakan ‘Monokrom’ dengan aransemen yang lebih lambat yang kemudian disusul oleh ‘Langit Abu-abu’, ‘Tergila-gila’, dan ‘Sepatu’.
Dari sederet setlist yang dibawakan di Konser Monokrom, Tulus menghadirkan beberapa nomor yang jarang bahkan hampir tak pernah dimainkan di panggung-panggung lainnya, seperti ‘Teman Pesta’, ‘Tergila-gila’, ‘Tanggal Merah’, dan lain-lain.
Puas membawakan rentetan lagu dari ketiga albumnya, TULUS lalu membawakan lagu ‘Bengawan Solo’ yang dinyanyikan oleh penyanyi keroncong legendaris, Waldjinah. Setelah menyanyikan lagu itu, TULUS lalu memanggil beliau ke atas panggung. Hingga terciptalah kolaborasi yang begitu menawan saat keduanya menyanyikan ‘Bengawan Solo’ bersama-sama.
“Sebuah kehormatan sekali Ibu mau bernyanyi di sini malam ini. Menyumbangkan suara emasnya di konser saya,” kata TULUS seraya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Waldjinah. Untuk selanjutnya keduanya kembali menyanyikan satu lagu berjudul ‘Semusim’, lagu yang dibawakan almarhum Chrisye bersama Waldjinah.
Sejak kehadirannya di industri musik, TULUS memang memiliki tempat istimewa bagi para penggemarnya. Tidak heran jika tiket konsernya langsung habis hanya dalam hitungan menit saja. Ribuan penonton yang hadir malam pun tak pernah berhenti bernyanyi bersama, seakan mereka benar-benar ingin menunjukkan bahwa tidak ada satu lagu pun yang mereka tidak hafal.
Sebanyak 23 nomor lagu dinyanyikan di Konser Monokrom. Walau TULUS harus pamit, semoga tidak butuh waktu sewindu lagi untuk menyaksikan penampilannya kembali. “Teman-teman terima kasih sekali. Semoga malam ini berkesan. Sampai jumpa lagi,” katanya seraya menutup penampilannya dengan lagu ‘Manusia Kuat’.
Disadur dari https://beritabaik.id/read?editorialSlug=musik&slug=1542767462047-persembahan-istimewa-tulus-untuk-bandung-lewat-konser-monokrom
Foto oleh Claudia Dian